Judul : Serem gan, Sukses Berkat Wangsit Umbi Talas, isaku-ikisu
link : Serem gan, Sukses Berkat Wangsit Umbi Talas, isaku-ikisu
Serem gan, Sukses Berkat Wangsit Umbi Talas, isaku-ikisu
Bila Pesarean Gunung Kawi sangat dikeramatkan oleh orang Tionghoa, itu tidak lepas dari sejarah yang mengringi perkembangannya. Menurut beberapa sumber, Eyang Djoego sebagai tokoh sentral Gunung Kawi adalah seorang pelarian dari Tiongkok. Nama Eyang Djoego sebenarnya berasal dari nama Tiongkok, Yang Djoe Go.
Namun, ada pula yang mengatakan bahwa dia adalah cucu sekaligus prajurit Pangeran Diponegoro. Nama aslinya Kyai Zakaria. Ketika perlawanan berhasil dipadamkan oleh Belanda, Kyai Zakaria melarikan diri ke daerah Kesamben, Blitar, dan menetap sebagai petani. Untuk mengelabui Belanda, di sini ia menggunakan nama Sadjoego. Selain bertani, Sadjoego juga mendirikan Padepokan Djoego yang aktif dalam dakwah Islam, pengobatan, dan aksi-aksi sosial kemasyarakatan yang lain.
Di tempat ini kemudian datanglah Raden Mas Iman Sudjono, yang kemudian menjadi anak angkatnya. Beberapa tahun setelah kedatangan Iman Sudjono, datang pula ke sini Tan Giok Tjwa, seorang singkek dari wilayah Ciang Ciu, Hay Teng, Tiongkok. Kedatangannya bertujuan untuk mencari ayah angkatnya yang dia jumpai dalam mimpi, yang tak lain adalah Eyang Djugo sendiri.
Ada lagi seorang Tionghoa totok yang menjadi pengikut Eyang Djugo. Dia bernama Sie Wan Ho, tinggal di Desa Tumpangrejo, dekat Desa Gendogo. Sie Wan Ho meninggal dalam usia 108 tahun. Selain dua orang itu, ada seorang Tionghoa lain yang perannya sangat besar dalam sejarah keikutsertaan warga Tionghoa dalam peziarahan di Gunung Kawi. Dia adalah Tan Kie Yam atau sering disebut Empek Lam.
Dialah yang pertama kali membantu pembangunan areal makam. Termasuk batu-batu undakan yang bisa dilihat sampai sekarang. Ia juga yang mendirikan sebuah peribadatan berbentuk kelenteng kecil segi delapan yang diberi nama Pat Kwa Teng. Pembangunan Pat Kwa Teng dan areal makam Eyang Djugo ini, dibantu oleh beberapa orang Tionghoa seperti Na Djwa An, Tan Tjoe Siang, Kwee Yan Ho, dan Kho Soen Khong. Pembangunan juga banyak menerima sumbangan dari Lim Koen Hian dan Ong Hok Liong.
Nama yang disebut terakhir inilah yang sebenarnya membuat Pesarean Gunung Kawi sangat dikenal di kalangan Tionghoa. Dia adalah pendiri perusahaan rokok Bentoel di Malang, yang awal kesuseksesannya didapat dari wangsit di Gunung Kawi. Termasuk lambang umbi talas di cap perusahaannya.
Pat Kwa Teng buatan Empek Lam temyata sangat bermanfaat. Dengan klenteng kecil ini, selain mengikuti upacara ritual standart Islam-Kejawen yang dilakukan oleh para juru kunci makam, para peziarah Tionghoa juga bisa melakukan ritual Tionghoa-nya. Ketika peziarah Tionghoa semakin banyak, kemudian dibangun tiga buah kelenteng kecil yang letaknya lebih dekat lagi dengan makam. Tiga kelenteng ini di isi oleh Dewa Bumi Ti Kong, Dewi Kwan Im, dan kelenteng khusus untuk jiamsi.
Demikianlah Artikel Serem gan, Sukses Berkat Wangsit Umbi Talas, isaku-ikisu
Sekianlah artikel Serem gan, Sukses Berkat Wangsit Umbi Talas, isaku-ikisu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Serem gan, Sukses Berkat Wangsit Umbi Talas, isaku-ikisu dengan alamat link http://isaku-ikisu.blogspot.com/2015/10/serem-gan-sukses-berkat-wangsit-umbi.html
0 Response to " Serem gan, Sukses Berkat Wangsit Umbi Talas, isaku-ikisu "
Post a Comment