Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu

Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu - Hallo sobat blogger yang berbahagia Misteri yang ada di dunia, Posting yang saya unggah pada kali ini berisi tentang misteri, dengan judul Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Fenomena-Mistery, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu
link : Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu

Baca juga


Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu

Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir
Lubang buaya sudah sering kita dengar tapi mungkin banyak pembaca yang tidak mengetahui mengenai asal usul Lubang buaya dan kenapa dinamakan lubang buaya. Banyak sekali misteri lubang buaya ini sebelum dijadikan kuburan para jenderal. Misteri Lubang buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim ini menarik untuk kita simak. Siapakah Datuk Banjir? Bagaimana Legenda Lubang buaya ini dimulai. Inilah Kisah Datuk Banjir dan Lubang Buaya di Cipayung Jakarta Timur.

HUJAN turun deras. Datuk Banjir menutup kepalanya dengan kain sarung. Begitu juga kedua temannya. Dalam gelap, getek yang mereka naiki dibiarkan melaju sendiri mengikuti riak air. Di sebuah tempat, getek tiba-tiba berhenti. Datuk mengambil galah dan membenamkan ujungnya ke dasar air untuk mendapatkan gerak maju. Dasar air tak tersentuh. Getek tetap diam.

Dicobanya lagi, masih tak berhasil. Datuk mengira, di sana ada lubang tempat persembunyian buaya.
Ketika air telah surut, Datuk kembali ke sana. Benar saja, di situ terdapat sebuah lubang. Bentuknya seperti sumur. Ia menamakannya Lubang Buaya.

Legenda Lubang Buaya berkembang dari mulut ke mulut. Terakhir, penduduk sekitar mendengarnya dari H. Yusuf, pria asal Cirebon, yang mengklaim keturunan Datuk Banjir. Mereka yang percaya, mendatangi sumur itu setiap menjelang musim hujan, sekira bulan Oktober.

Di sana, mereka menyelenggarakan ruwatan. Doa mohon keselamatan dari ancaman bahaya banjir dipanjatkan. Nama Datuk Banjir yang diyakini menguasai tempat itu, mereka lafalkan dengan khidmat. Tradisi ruwatan meluas ke permohonan lain. Kepada sang penguasa sumur, warga juga meminta limpahan rejeki dan jodoh buat anak-anak gadisnya.

Sumur Lubang Buaya terletak di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, sekitar 20 kilometer dari pusat kota. Di sebelah selatannya terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia Cilangkap, sebelah utara Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, sebelah timur Pasar Pondok Gede, dan barat Taman Mini Indonesia Indah.

Tanah di seputaran bibir sumur berwarna merah kecoklatan dan kering. Bagian terdekat diberi terali besi bercat merah putih. Lantai marmer putih kilap mengelilingi sumur berdiameter 75 centimeter itu. Sebuah cungkup, bangunan seperti pendopo, memayunginya. Langit-langit bangunan ini diukir.
Tepat di atas lubang, sebuah cermin bergantung. Lewat cermin inilah orang bisa menatap dasar sumur yang diberi pelita. Kecuali nyala api tadi, tak ada apa-apa lagi di sana. Jangankan air, rumput pun tak tumbuh di sumur berkedalaman 12 meter itu.

Kalau Lubang Buaya ditata, itu bukan dimaksudkan untuk mengendapkan cerita rakyat tentang Datuk Banjir. Ada cerita lain yang punya dimensi politik, sekaligus jadi bagian sejarah Indonesia dengan segala kontraversinya. Di sanalah jasad tujuh perwira militer, enam jenderal dan seorang letnan, ditemukan dalam keadaan rusak. Peristiwa traumatik ini, terutama bagi militer Indonesia, dikenal dengan nama G-30-S PKI, kependekkan dari �Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia�.

Pembunuhan atas para perwira itu jadi antiklimaks ofensif PKI terhadap seteru-seteru politiknya. Militer memburu mereka yang dianggap bertanggung jawab. Kekuatan massa PKI habis dalam tempo cepat, menyusul pembantaian besar-besaran atas mereka di berbagai daerah oleh militer dan massa pro-militer. Sebagian di antaranya dijebloskan ke dalam penjara dan diasingkan ke pulau-pulau terpencil.


Demikianlah Artikel Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu

Sekianlah artikel Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu dengan alamat link https://isaku-ikisu.blogspot.com/2014/07/misteri-lubang-buaya-dan-datuk-banjir.html

0 Response to "Misteri Lubang Buaya dan Datuk Banjir di Cipayung Jaktim, isaku-ikisu "

Post a Comment