Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu

Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu - Hallo sobat blogger yang berbahagia Misteri yang ada di dunia, Posting yang saya unggah pada kali ini berisi tentang misteri, dengan judul Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Sejarah Dunia, Artikel sejarah indonesia, Artikel Sejarah Islam, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu
link : Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu

Baca juga


Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu

Seperti halnya banyak kerajaan atau kesultanan di nusantara atau pun didunia setelah mengalami masa keemasan datang pulalah masa kemunduran sampai kemudian hancur dan manjadi sejarah masa lalu, bahkan hanya menjadi legenda yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya, malaka pun begitu, Setelah Sultan Mansur Syah meninggal di 1477, Era Malaka terus di bawah kekuasaan putranya, Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488) walaupun ia memerintah dengan baik ia memilki banyak musuh politik, salah satunya Raja Muhammmad dari pahang yang mengklaim tahta malaka, disinilah awal kemunduran malaka dimulai, berbagai intrik politik dan fitnah terjadi dimalaka, Sultan Alauddin Riayat Syah sendiri memerintah tidak lama karena ia tewas diracun yang diduga dikarenakan persaingan politik dipemerintahan malaka saat itu. Ia digantikan oleh putranya, Sultan Mahmud Syah (1488-1511) yang diangkat saat masih anak-anak, Pucuk pemerintahan pun diambil oleh Bendahara Tun Perak yang saat itu sudah sangat tua, tapi dengan bantuan pejabat senior lainnya pemerintahan malaka masih terus berlangsung beberapa saat lamanya. 

Dan saat bendahara tun perak mangkat sultan mahmud syah tak mampu melanjutkan apa yang telah dilakukan pendahulunya sebagai pewaris kesultanan besar ia justru menjadi anak manja, lemah namun emosional, bahkan ada yang mengatakan beliau tergila-gila dengan banyak perempuan, dalam sulalatus salatin karya tun sri lanang terdapat kisah sultan mahmud syah yang ingin memperistri putri gunung ledang yang sebenarnya merupakan sindiran beliau terhadap kebobrokan pemerintahan sultan mahmud syah.sultan mahmud syah juga sering tidak sejalan dengan pengganti tun perak yaitu tun mutahir.

Disisi lain Pada abad 15, bangsa Eropa melakukan ekspansi kebebagai belahan dunia untuk mencari rempah-rempah. Pada saat itu, perdagangan rempah-rempah itu hampir dimonopoli oleh pedagang Venesia melalui rute perdagangan berbelit-belit melalui Arabia dan India, yang pada gilirannya terkait dengan sumbernya di Kepulauan Spice melalui Malaka. Setelah menjadi raja di 1481, John II dari Portugal bertekad untuk mematahkan rantai ini dan mengendalikan perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan langsung dari sumbernya. Hal ini menyebabkan perluasan eksplorasi laut Portugis, dipelopori oleh Vasco da Gama, ke pantai timur dari India yang telah mengakibatkan pembentukan kubu Portugal di Calicut.

Bertahun-tahun kemudian, pada masa pemerintahan Manuel I, peelaut bernama Diogo Lopes de Sequeira ditugaskan untuk menganalisis potensi perdagangan di Madagaskar dan Malaka. Dia tiba di Malaka pada 1 Agustus 1509 membawa bersamanya surat dari Raja. Misinya adalah untuk membangun perdagangan dengan Malaka. Namun kedatangan mereka tidak disukai Kaum Muslim Tamil yang saat itu telah dahulu berdagang dimalaka, mereka telah memahami sepak terjang orang portugis diindia sebelumnya, mereka pun melaporkan hal ini kepada Tun Mutahir, namun sultan mahmud syah dengan gegabah mengusir de Sequeira dan menangkap beberapa anak buahnya yang sempat melakuan perlawanan.
Mengetahui hal ini Portugis di India kemudian mengirim Afonso de Albuquerque, yang menaklukkan Goa di 1510. Setelah menetapkan Goa sebagai markas timur Portugis dan pangkalan angkatan laut, de Albuquerque memutuskan untuk menyerang Malaka dan pada bulan April 1511, meninggalkan Goa dengan 18 kapal dan 1.400 prajurit, yang terdiri dari pasukan asli Portugis dan di bantu pasukan budak dari India. Setelah kedatangan mereka di Malaka, Portugis tidak langsung menyerang, mereka melakuan negosiasi untuk mengembalikan tahanan mereka dan meminta izin untuk membangun sebuah benteng.

Alfonso de Albuquerque
Namun malaka tak menanggapi permintaan ini dan perang pun dimulai, Serangan pertama portugis dimulai pada 10 Agustus 1511, namun serangan ini sempat dipatahkan pasukan malaka, namun pada tanggal 24 agustus portugis melakukan serangan kedua yang lebih besar hingga pasukan malaka tak mampu membendung serangan portugis ini dan malaka pun jatuh ketangan portugis, sultan mahmud syah lalu melarikan diri ke bintan kepulauan riau dan beberapa kali mencoba merebut kembali malaka dari bintan. Untuk memperkuat posisinya dimalaka Portugis membangun benteng batu yang diberi nama A Famosa,yang selesai pada 1512. Dimana untuk membangun benteng ini banyak kuburan Melayu, masjid dan bangunan lainnya dibongkar untuk diambil batunya.
Benteng A famosa
Selanjutnya Portugal menyisir dan menundukkan kawasan antara Selat Malaka. Pada bulan Juli 1514, de Albuquerque berhasil menundukkan Kampar, dan yang menyakitkan hati orang malaka, Raja Kampar sultan abdullah yang notabenenya merupakan menantu Sultan mahmud syah malah menyatakan kesediaan dirinya sebagai vazal dari Portugal di Malaka ,banyak yang menyebut sultan abdullah sejak lama memang menginginkan tahta kesultanan malaka, namun kemudian sultan mahmud syah menyebarkan desas desus bahwa sang menantu akan berkhianat dengan portugis dan akibatnya sultan abdullah kemudian tewas digantung oleh portugis.

Mendengar kejatuhan malaka, kesultanan demak yang sejak lama berusaha merebut semenanjung malaya untuk masuk kedalam kekuasaan kerajaan jawa mencoba merebut kembali malaka dan pada bulan Januari 1513, Patih Yunus dengan pasukan dari Demak berkekuatan 100 kapal dan 5000 tentara mencoba menyerang Malaka, namun serangan ini berhasil dikalahkan oleh Portugal dimana kapal mereka kemudian ditembaki dengan meriam oleh pasukan kerajaan kampar yang telah dibawahi oleh portugis hingga hampir seluruh kapal mereka tenggelam saat akan memasuki perairan selat malaka.

Usaha ini dilanjutkan oleh faletehan atau fatahilah namun ketangguhan benteng A famosa membuat serangannya selalu gagal, fatahilah kemudian hanya sanggup menahan portugis saat mereka akan mencoba menaklukkan pelabuhan sunda kelapa.

Salah satu lukisan yang menggambarkan Perang laut di malaka
Dari tahun 1518 sampai 1520, Sultan Mahmud Syah kembali bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan menyerang kedudukan Portugal di Malaka. Namun usaha Sultan Malaka ini untuk merebut kembali Malaka dari Portugal gagal. Walau pada bulan Oktober 1521, pasukan Portugal yang mencoba menyerang Bintan berhasil dikalahkan, serta Pada tahun 1525 Laksamana Hang Nadim sempat berhasil memuat portugis terdesak dengan mengepung ketat benteng A Famosa, sehingga pihak Portugis meminta bantuan pengiriman makanan dari Goa, namun pada Pada 1526, pihak Portugis berhasil membalas dengan seangkatan kapal yang besar di bawah Pedro Mascarenhaas menyerang dan memusnahkan kota Bintan. Dan Sultan Mahmud Shah melarikan diri ke Kampar, Sumatera dan meninggal dunia dikampar dua tahun kemudian, selain itu Portugal juga terus memperkokoh penguasaannya atas jalur pelayaran di Selat Malaka. dimana pertengahan tahun 1521, Portugal menyerang Pasai, sekaligus meruntuhkan kerajaan yang juga merupakan sekutu dari Malaka.
Sampai disini kekuasaan dan kejayaan malaka berakhir Tengku Alauddin Syah putra mahmud syah kemudian melajutkan pemerintahan ayahnya di johor dan mendirikan kesultanan Johor yang mana dengan bantuan belanda, johor kemudian berhasil mengusir portugis dari malaka pada tahun 1641, yang juga membuat penjajahan imperialis eropa di nusantara berpindah tangan dari portugis ke belanda. Kekalahan malaka dari portugis juga sebagai awal imperialisme panjang nan menyedihkan dinusantara yang berlangsung selama berabad-abad lamanya.

Dari berbagai Sumber


Demikianlah Artikel Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu

Sekianlah artikel Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu dengan alamat link https://isaku-ikisu.blogspot.com/2015/11/akhir-kejayaan-malaka-dan-awal.html

0 Response to "Akhir kejayaan Malaka dan Awal imperialisme Nusantara (Bagian 2), isaku-ikisu "

Post a Comment