Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu

Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu - Hallo sobat blogger yang berbahagia Misteri yang ada di dunia, Posting yang saya unggah pada kali ini berisi tentang misteri, dengan judul Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Sejarah Dunia, Artikel Sejarah Islam, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu
link : Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu

Baca juga


Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu


Janissari atau Yeniceri, yang berarti "tentara baru" adalah unit infanteri elit yang dibentuk oleh sultan Ottoman yaitu Sultan Murad pada tahun 1383. Mereka adalah korps elite yanga direkrut dari anak laki-laki Kristen muda, yang di doktrin dengan disiplin yang ketat dalam budaya islam. Namun pemerintahan ottoman yang lemah selepas sultan sulaiman al qanuni membuat mereka menjadi tak terkendali dan korup dan menjadi batu sandungan untuk reformasi di tubuh ottoman kelak. Hinggga korps itu dihapuskan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826 melalui  Auspicious Incident di mana 6.000 atau lebih dieksekusi. 

janissari dibentuk oleh sultan Murad I dari Kekaisaran Ottoman. Karena beliau tidak begitu menyakini kesetiaan para prajurit asli ottoman yang terdiri dari bemacam- macam suku, maka iapun kemudian memutuskan membentuk pasukan baru yang dalam bahasa turki berarti janissari itu sendiri. Unit Janissary pertama terbentuk dari tawanan perang dan budak, awalnya yang banyak direkrut adalah orang Yunani dan Albania. Namun seiring dengan perbatasan Kekaisaran Ottoman diperluas, perekrutan pun diperluas mencakup Bulgaria, Kroasia, Serbia, Armenia dan ada juga dari Rumania, Georgia, Ukraina dan Rusia selatan. Janissari kemudian tak lagi direkrut melalui devsirme pada masa pemerintahan Sultan Murad III (1574-1595). Setelah periode ini, relawan yang terdaftar, sebagian besar asal Turki sendiri dan pada 1683, Sultan Mehmet IV menghapuskan devsirme, karena meningkatnya jumlah keluarga Turki yang mendaftarkan anak-anak mereka sendiri ke dalam angkatan berharap untuk karir yang baik dimasa depan sebagai janissari. 

Dari 1380 hingga 1648, Janissari dikumpulkan melalui sistem devsirme yang dihapuskan pada tahun 1638. Ini adalah sistem pengambilan anak laki-laki non-Muslim, umumnya Kristen terutama Anatolia dan Balkan; hanya Yahudi kemudian tidak pernah tunduk pada devsirme, hingga tak satupun yahudi yang menjadi janissari, namun tak seluruh janissari berasal dari anak muda non muslim, anak-anak dari keluarga Turki pun ada yang menjadi janissari. Perekrutan dengan cara ini bertujuan mempermudah pendoktrinan islam kepada mereka. Menurut Dimitri Kitsikis, Kristen dari Yunani Utara dan Serbia yang paling banyak direkrut menjadi janissari. 
Lukisan yang mengambarkan perekrutan janissary
Ketika seorang anak non-Muslim direkrut di bawah sistem devsirme, ia akan pertama dikirim ke dipilih keluarga Turki di provinsi untuk belajar bagaimana berbicara bahasa Turki, aturan Islam (yaitu untuk masuk Islam) dan adat istiadat dan budaya masyarakat Ottoman. Setelah selesai periode ini, acemi (rookie) anak laki-laki akan berkumpul untuk dilatih di Enderun "acemi Oglan" sekolah di ibu kota. Di sekolah, taruna muda akan dipilih sesuai bakat mereka di daerah yang berbeda untuk dilatih sebagai insinyur, seniman, ahli senapan, ulama, pemanah, artileri, dan sebagainya. Yenicheri dilatih di bawah disiplin yang ketat dengan kerja keras dan dalam kondisi praktis monastik di acemi Oglan ("rookie" atau "kadet") Tidak seperti umat Islam lainnya, mereka tegas dilarang memakai jenggot, hanya kumis. Aturan tersebut dipatuhi oleh Janissari, setidaknya sampai abad ke-18 ketika mereka juga mulai terlibat dalam berbagai usaha perdagangan dan melanggar dari aturan asli. 

Hingga untuk ukuran seorang muslim mereka memiliki ketaatan luar biasa kepada agama islam karena untuk lulus sebagai janissari mereka tidak boleh melewatkan solat wajib tak terkecuali solat sunnat sekalipun saat mereka telah menjadi janissari, dan konon saat sultan mehmed II menanyakan siapa yang paling taat sholatnya agar dapat ditunjuk menjadi imam saat mereka pertama kali sholat jumat di haiga sofia, janissari adalah para prajurit yang terakhir kali duduk sebelum kemudian sultan sendiri yang ternyata tak pernah lewat sholat-sholatnya, selain itu mereka digaji dan diberi uang pensiun yang amat tinggi dan memiliki kelas sosial khas mereka sendiri. Dengan demikian, mereka menjadi salah satu kelas penguasa Kekaisaran Ottoman, menyaingi aristokrasi Turki. namun ini kelak berefek buruk, Melalui sistem meritokrasi, Janissari menganggap diri mereka elit dan memegang kekuasaan yang sangat besar, mereka juga menghentikan semua upaya reformasi militer. 

Sejarawan Yunani Dimitri Kitsikis dalam bukunya T�rk Yunan Imparatorlugu ("Turco-Kekaisaran Yunani") menyatakan akibat tingginya kasta janissari membuat banyak keluarga Kristen yang bersedia untuk mematuhi devsirme karena menawarkan kemungkinan kemajuan sosial. Wajib militer sebagai janissari membuat mereka suatu saat bisa menjadi kolonel Janissary, dan kelak kembali ke daerah asal mereka sebagai gubernur, atau bahkan Grand wazir atau Beylerbeys (jenderal gubernur). 

Beberapa Janissari paling terkenal termasuk George Kastrioti Skanderbeg, seorang Albania yang membelot dan memimpin 20 tahun pemberontakan Albania melawan Ottoman. Lain adalah Sokollu Mehmed Pasa, seorang Bosnia yang menjadi patih, melayani tiga sultan, dan adalah penguasa de facto dari Kesultanan Ottoman selama lebih dari 14 tahun.

Untuk semua tujuan praktis Janissari sebenarnya langsung dibawahi oleh Sultan dan mereka dianggap sebagai pelindung dari tahta dan Sultan. Janissari diajarkan untuk mempertimbangkan korps sebagai rumah dan keluarga mereka, dan Sultan sebagai ayah mereka. Janissari juga belajar untuk mengikuti perintah darwis suci Haji Bektasy Veli,. Bektashi menjabat sebagai semacam pendeta untuk Janissari. Janissari sendiri menyerupai pasaukan militer Kristen seperti Knights Hospitaller. Sebagai simbol pengabdian mereka, Yenicheri mengenakan topi khusus yang disebut "Bork". Topi ini juga memiliki pegangan yang disebut "kasiklik" yang berarti sendok. Ini melambangkan "Kasik kardesligi", atau "persaudaraan sendok", yang mencerminkan rasa persahabatan antara Yenicheri yang makan, tidur, berjuang dan mati bersama-sama.

Korps terbagi menjadi beberapa bagian yang disebut ortas. Sebuah ortas (setara dengan batalion) dipimpin oleh �orbaci. Korps dibagi menjadi tiga sub-korps:
  • yang cemaat (pasukan perbatasan; juga dieja Jemaat), dengan 101 ortas
  • yang beyliks atau beuluks (pengawal Sultan sendiri), dengan 61 ortas
  • yang Sekban atau seirnen, dengan 34 ortas

Meskipun Janissari adalah bagian dari tentara kerajaan dan pengawal pribadi sultan, korps ini bukanlah kekuatan utama militer Ottoman. Pada periode klasik, Janissari hanya sepersepuluh dari keseluruhan tentara Ottoman, sementara kavaleri Turki tradisional tetap menjadi kekuatan tempur utama. Selama periode awal pembentukan, Janissari umumnya adalah ahli pemanah, tetapi mereka mulai mengadopsi senjata api pada 1440-an. Pada awal abad ke-16, Janissari sudah dilengkapi dengan senapan. menembakkan 80-milimeter (3,1 inchi) bola besi, Yang sangat ditakuti oleh musuh-musuh mereka, Janissari juga membuat menggunakan granat dan meriam tangan, dan memiliki pistol yang disebut abus. Mereka memiliki peralatan yang saat itu tergolong peralatan canggih setelah Perang Kreta (1645-1669). Kekaisaran Ottoman menggunakan Janissari di semua perang utama, termasuk penyerbuan Konstantinopel, mengalahkan Mamluk Mesir dan perang melawan Hungaria dan Austria. 
Riffle milik janissari
Janissari bersama Abus gun

Namun peran mereka yang besar membuat mereka bertindak semena-mena, Pada akhir abad ke-16 sultan menyerah pada tekanan dari Janissary Corps dan mengizinkan anak dari para Janissary terdahulu menjadi anggota Korps, praktek yang dilarang keras selama 300 tahun sebelumnya, dimana janissari harus direkrut dengan seleksi ketat, seperti tidak boleh melewatkan sebarang amalan wajib seperti sholat lima waktu dan dilarang menikah saat masih aktif sebagai janissari, Mereka juga menjadi rentenir dan melindungi hak-hak pribadi mereka. Hingga Janissari yang dulunya kekuatan militer yang gagah berani untuk Kekaisaran Ottoman, tetapi tidak pada abad ke-18, karena disiplin mereka telah menurun sebagai Yenicheri dan sudah terbiasa dengan kehidupan sipil. Alih-alih menjadi tentara yang tugasnya hanya melatih tentara baru, Janissari mulai terlibat dalam bisnis dan memiliki keluarga. Kegiatan non-militer yang mereka lakoni membuat aktifitas militer mereka menurun. Akibatnya, kekuatan militer dari Kekaisaran Ottoman juga ikut menurun. 

Pada awal abad ke-17 Janissari memiliki prestise dan pengaruh dan mendominasi pemerintah. Mereka bisa memberontak dan mendikte kebijakan dan menghambat upaya untuk memodernisasi struktur militer. Mereka bisa mengubah Sultan seperti yang mereka inginkan melalui kudeta istana. Mereka membuat diri mereka menjadi pemilik tanah dan pedagang. Mereka juga mempermudah syarat pendaftaran untuk anak-anak mantan Janissari hingga tidak harus melalui masa pelatihan asli di Oglan acemi, serta menghindari pemilihan fisik, sehingga mengurangi nilai militer mereka. Dalam pengamalan keagamaan mereka juga melakukan penyimpangan dimana bagi ordo sufi bektashi yang merupakan ordo keagamaan janissari sholat lima waktu bukanlah hal wajib, dan merekapun menyebut dirinya dengan islam avlevi, sehingga semangat jihad dan efektivitas mereka sebagai pasukan tempur menurun.dan perbatasan utara Kekaisaran Ottoman perlahan mulai menyusut ke selatan setelah Pertempuran kedua Wina tahun 1683, bagi sebagian besar ulama turki saat ittu merekalah yang bertanggung jawab atas stagnasi politik ottoman.

Di 1449 sebenarnya mereka memberontak untuk pertama kalinya, menuntut upah yang lebih tinggi, namun pada 1622, Janissari menjadi"ancaman serius" bagi stabilitas Kekaisaran. Melalui "keserakahan dan ketidakdisiplinan" mereka, mereka menjadi hukum bagi diri mereka sendiri namun mereka lemah melawan tentara Eropa modern, tidak efektif di medan perang akibat dari perekrutan yang tidak lagi ketat. Pada tahun 1622, Sultan Osman II, setelah kekalahan dalam perang melawan Polandia, bertekad untuk mengekang Janissary dan mencoba untuk membubarkan korps Janissary karena dianggap biang kekalahan saat melawan polandia, Pada musim semi, mendengar desas-desus bahwa Sultan sedang mempersiapkan untuk bergerak melawan mereka, Janissari memberontak dan memenjarakan Sultan di penjara Tujuh Menara dan osman II dibunuh tak lama setelah itu.
Pada 1804 Dahias, junta Jannisary yang memerintah Serbia pada saat itu, telah mengambil kekuasaan di Sanjak dari Smederevo dan menentang Sultan dan mereka takut bahwa Sultan akan memanfaatkan Serbia untuk mengusir mereka. Untuk mencegah hal ini mereka memutuskan untuk mengeksekusi semua bangsawan terkemuka di seluruh Central Serbia, Menurut sumber-sumber sejarah dari kota Valjevo, kepala laki-laki dibunuh ditempatkan di layar publik di alun-alun sebagai contoh bagi mereka yang mungkin merencanakan melawan aturan Janissari. Hal ini memicu revolusi Serbia dengan pemberontakan Serbia Pertama untuk mengakhiri 300 tahun pendudukan Ottoman dari Serbia modern.

Pada tahun 1807 pemberontakan Janissary menggulingkan Sultan Selim III, yang telah mencoba untuk memodernisasi militer sepanjang garis Eropa Barat. dan Mustafa IV yang didukung janissary membunuhnya, tapi yang kemudian diangkat adalah Mahmud II pada tahun 1808. Janissary membunuh Selim III berdasarkan dari tuduhan mereka sendiri bahwa Sultan gagal menghormati agama Islam. Ketika Yenicheri mengancam untuk mengusir Mahmud II, ia menangkap Mustafa mengeksekusi dan kemudian melakukan kompromi dengan Yenicheri. sultan mahmud II kemudian menghabiskan tahun-tahun berikutnya dengan diam-diam mengamankan posisinya dan ia memilih bersabar menghadapi Janissari yang semakin melanggar kekuasaan, ketidak efektifan dalam militer, kesesatan dalam agama, resistensi terhadap reformasi dan biaya gaji untuk 135.000 orang yang tak mampu mempertahankan martabat turki di mata eropa.
Hingga pada 1826, sultan mahmud II sudah siap untuk bergerak melawan Janissary dengan didukung militer yang lebih modern. Sejarawan Patrick Kinross menunjukkan bahwa Mahmud II menghasut mereka untuk memberontak, Sultan memberitahu mereka, melalui fatwa, bahwa ia membentuk tentara baru, terorganisir dan terlatih bersama baris Eropa modern. Seperti yang diperkirakan, mereka memberontak, maju ke istana sultan. Namun pada saat yang sama sultan sudah mengirimkan prajurit sipahi menuju barak janisari dan membombardir mereka dengan tembakan artileri yang mengakibatkan 4.000 korban jiwa Yenicheri. Mereka yang selamat diasingkan atau dieksekusi, dan harta benda mereka disita oleh Sultan, hingga ordo sufi bektashi pun turut dibubarkan, kejadian berdarah dalam sejarah ottoman ini hingga kini disebut dengan Auspicious Incident. Akibatnya pemberontakan sempat meletus di anatolia dimana banyak janissari berasal dari sana,dan hingga kini di Bulgaria kata Janissari digunakan sebagai sinonim dari kata pengkhianat.
Janissari dalam game assasin creed

Dengan demikian berakhirlah perjalanan pasukan elite janissari di turki ottoman, pemberontakan dan pembubaran mereka menjadi salah satu faktor internal mundurnya kekuasaan ottoman, namun begitu mereka tetap menjadi bagian sejarah cemerlang perjalanan ottoman dalam menaklukkan asia dan eropa. Dan sebagai catatan penutup janissari ini menjadi inspirasi di kekuatan militer setiap negara modern untuk menciptakan pasukan khusus yang melebihi pasukan reguler, jika di contohkan di indonesia mereka dapat disamakan dengan kopassus.



Demikianlah Artikel Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu

Sekianlah artikel Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu dengan alamat link https://isaku-ikisu.blogspot.com/2015/12/pasukan-elite-janissary-isaku-ikisu.html

0 Response to "Pasukan elite Janissary, isaku-ikisu "

Post a Comment